Kamis, 07 Juni 2012

Daya Tarik Wisata yang ada di Ubud

Ada banyak sekali daya tarik wisata yang bisa kamu temui di Ubud, misalnya Monkey Forest, Puri Saren Agung, pasar seni Ubud, dan masih banyak lagi.

Monkey Forest
Berlokasi di Jalan monkey forest - Padangtegal - Ubud. Yang dikelola oleh yayasan Mandala Wisata Wenara WanaUntuk masuk ke Hutan Monyet yang memiliki luas 12 hektare ini, kamu hanya perlu membayar tiket seharga Rp. 15.000/orang untuk dewasa dan anak - anak Rp. 7.500/anak. Monkey Forest buka dari jam 8 pagi hingga 6 sore.

2 patung besar kera di kiri dan kanan jalan raya menjadi pintu ucapan selamat datang menuju Monkey Forest. Pintu masuk Monkey Forest ada 2, yakni pintu masuk sisi timur dan sisi barat. Pintu masuk sisi timur menjadi favorit pengunjung, selain merupakan pintu masuk utama juga karena area parkir untuk kendaraan lebih luas. Setelah membeli tiket, kamu  akan mendapat sambutan hangat kera - kera kecil di pintu masuk. Mereka seakan mengharap lemparan makanan berupa pisang dari kamu. Kalaupun kamu ingin memberi makan pada si kera maka pihak manajemen Monkey Forest juga menjual setandan pisang yang dihargai Rp. 10.000 di pintu masuk.

Lebatnya hutan tropis di Monkey Forest akan mengiringi langkah kamu berpetualang dengan kera - kera lucu dan bersahabat.  Kera-Kera tersebut akan berada di sepanjang hutan yang kamu lalui, jadi kamu tidak usah khawatir tidak menemui monyet di sepanjang perjalananmu. Di bagian dalam Monkey Forest terdapat kolam air berbentuk lingkaran, dimana tiap sudutnya terpajang patung kera. Turun ke bawah dengan menuruni anak tangga, maka kamu bisa melihat Pura Dalem Agung dan Pura Permandian Suci dengan 3 konsep pura :

  • Pura Pertama - Utama Mandala, yaitu tempat permandian para dewa.
  • Pura kedua - Madia Mandala, di mana terdapat sebuah kolam suci.
  • Pura ketiga - Nista Mandala sebagai tempat permandian untuk umum.



Semua monyet di hutan ini terdiri dari tiga kelompok, tinggal bagian hutan tertentu yang sudah menjadi bagian dari kelompoknya. Semua monyet yang ada di hutan ini pada umumnya hanya menggunakan areal hutan yang telah menjadi areal dari kelompoknya dan tidak boleh melewati batas dari areal tersebut. maka jika ada dua atau lebih monyet yang saling bertemu pada pada tempat yang sama  dan mereka berasal dari kelompok yang berbeda atau salah satu monyet ternyata melanggar batas arealnya dan memasuki areal kelompok lain maka monyet-monyet tersebut akan saling menyerang.



Puri Saren Agung
Terletak di Jl. Raya Ubud, merupakan bekas istana raja Ubud yang digunakan sampai sekitar tahun 1940-an, bahkan beberapa keturunan kerajaan masih tinggal di di Puri Saren Agung sampai hari ini. Tempat ini sangat strategis karena tepat di pusat Ubud, dekat dengan pasar Ubud dan tempat pertunjukan kesenian.

Tata-ruang puri yang terdiri dari jaba sisi, jaba tengah dan jeroan ini mempunyai fungsi tersendiri, dimana di jaba sisi (halaman luar) kamu dapat menyaksikan keindahan puri. Karena untuk menjaga kecucian dan kesakralan Puri,wisatawan hanya diijinkan melihat-lihat di jaba sisi dan tidak akan melintasi pamerajan puri dan merajan agung yang disakralkan masyarakat setempat.


Sebagai sebuah obyek wisata, Puri Saren Agung ini dilengkapi berbagai fasilitas pariwisata, misalnya sanitasi umum, tempat parkir, restaurant dan art shop, warung tempat wisatawan membeli makanan dan minuman serta aneka barang cendramata yang semuanya terletak di jaba sisi. Dengan dilengkapi fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata ini tentu akanmembuat kamu merasa lebih mudah dan nyaman saat berada di Puri Saren. Berkaitan dengan sarana transportasi, Puri Saren sangat mudah untuk kamu jangkau dengan mobil, sepeda motor ataupun sepeda gayung.


Sehubungan dengan keterbukaan puri dan proses komodifikasi yang berlangsung di puri sebagai obyek wisata, beberapa jenis-jenis komoditas Puri Saren Agung tampak tetap dipertahankan, antara lain : a). Puri sebagai pusat kebudayaan dan agama. b). Image puri tetap dipertahankan sebagai warisan budaya. Untuk itu pihak Puri Saren Agung ini tidak memasang papan penunjuk hotel dan tidak mengenakan biaya masuk bagi wisatawan dengan tujuan menghindari komersialisasi. Bangunan fisik dan arsitekturnya tetap dipertahankan berdasarkan konsepSanga Mandala dan ditata tanpa menghilangkan identitas Puri Saren Agung sebagai pusat budaya dan keagamaan masyarakat setempat.


Saat ini jasa Akomodasi juga sudah tersedia di Puri, sehingga kamu dapat menginap di Hotel milik Puri Saren. Juga makan di Restoran yang dimiliki oleh Puri Saren Agung Ubud, yaitu Lotus Restaurant.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar